Bicara Takdir

 Angin riuh, dikatakan hujan hanya gerimis kecil. Dikatakan cerah, namun langit terlihat mendung. Sama halnya dengan pikiran yang bergulat dengan perasaan. Ya seringkali nggak sinkron. Memang susah ya damai sama diri sendiri. Sering berantem karena perasaan dan pikiran yang susah buat diajak kerja sama.


Kita hidup atas takdir Tuhan. Menjalani segalanya juga karena memang itulah takdir kita. Itulah hidup kita. Ya itu. Takdir orang lain ya milik orang lain. Takdir kita ya milik kita sendiri. Kita ngga bisa nuker takdir kita sama orang lain. Tuhan adalah yang paling tahu apa yang terbaik buat kita. Tuhan yang paling tahu apa aja yang sebenernya kita butuhin.Bukan sekedar karena kita ingin, tapi yang membawa kita ke hidup yang jauh lebih baik dan bahagia.

.

.

.

.

.

Butuh sedikit jeda untuk menerima apa yang nggak sesuai sama apa yang kita ingin, bisa sering kali terjadi. Kontras dan rasanya ada yang ngeganjel. Ngebatin sama diri sendiri. Do'a udah. Usaha juga udah. Effort yang dikeluarin nggak main-main. Tapi hasilnya nihil. Jauh dari yang dipikirin. Ya berarti itu nggak baik buat kamu. Itu bukan rezeki kamu. Tuhan tahu kok porsi masing-masing yang terbaik buat makhluk-Nya.


Kalau pikiran sama hati atau perasaan lagi nggak pas, coba deh tangannya menengadah di atas sajadah. Minta petunjuk gimana baiknya buat kita. Minta tolong sama Allah biar kita bisa nerima apapun yang terjadi dalam hidup kita dengan legowo. Kalau kita bisa legowo, kita nggak akan lagi overthinking. Kita juga nggak akan bingung ngebandingin hidup kita sama orang lain. Pencapaian terbaik adalah pencapaian diri kita sendiri. Takdir yang paling baik adalah takdir yang kita punya. 

Komentar

  1. Betul sih mbak. Terkadang sesekali kita perlu berhenti sejenak, mungkin hanya sekedar untuk kembali melaraskan antara hati dan fikiran kita.. hehehe

    Intinya :Ud-unii Astajib Lakum.!!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer