Perihal Jarak & Waktu

 Ini persoalan kita, tentang jarak dan juga waktu

Perihal kilometer yang menghubungkan dua insan untuk sementara berhubungan jarak jauh

Perihal jam dinding yang selalu dinantikan kehadirannya pukul 21.00 WIB


Iya. Disitulah saya dan kamu. Walaupun tidak setiap hari berkabar, setidaknya ada satu waktu di mana kita saling bertukar cerita random di hari-hari kemarin. Melepas rindu yang belum bisa saya utarakan kepadamu. Saya mencoba memberanikan diri, padahal saya takut kamu nantinya terganggu. Maaf ya, rindunya sudah kelewatan, hehehe.


Tetap berbagi senyum manis itu dengan saya ya.

Selalu jadikan saya tempatmu bercerita apapun yang berhubungan denganmu, Tuan. I'll be happy.

Lega rasanya mengutarakan lewat tulisan. Itu yang jadi kekurangan sekaligus kelebihan saya dalam mengolah apa yang saya rasakan.

Kekurangan karena belum cukup berani mengutarakan langsung kepadamu. Kelebihan karena menurut saya tulisan adalah cara romantis dan akan menjadikan sebuah cerita menjadi abadi di dalamnya.


Terima kasih masih mau menyambut saya dengan hangat dan senyuman yang begitu indah. Saya belum pernah melihat sosok lelaki tersenyum seperti itu. Ceria dan lepas. Ngga ada kata jaim maupun malu. Laki-laki sederhana dan selalu apa adanya.


Sehat selalu orang baik. Semangat ya menempuh karir. Kita rakit masa depan sama-sama, semoga kamu mau hehe.Masih dan akan selalu ku doakan. Semoga Allah juga meridhoi. Semoga semesta menghendaki.



Simpan senyuman dan cerita random untuk nanti kita bertemu di bulan berikutnya, ya. Saya hampir ngga sabar menantikan. Bukan terlalu gembira, namun saya ingin melihat lebih jelas lengkung senyum indah itu. Bukan lagi lewat layar handphone, tapi lewat mata yang bersinar.


Sementara biarlah seperti ini. Satu saja inginku, jangan pergi tiba-tiba. Jangan saja. Dan jangan juga berpamitan. Karena pamit cuma lagunya TULUS. Bukan untukmu. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer